Capung (dragonfly) atau kinjeng dalam Bahasa Jawa merupakan salah satu binatang yang sangat berguna bagi manusia. Kemampuan terbangnya yang unik mengilhami ilmuwan dalam pengembangan teknologi penerbangan.
Konon capung telah ada sejak 300 juta tahun yang lalu. Capung dapat ditemukan di seluruh dunia. Diperkirakan jenisnya mencapai 5.000 jenis dengan panjang 2 - 12,5 sentimeter.
Serangga ini mempunyai sayap berurat halus, rahang kuat, dan mata besar. Capung mengandalkan ketajaman penglihatan untuk menangkap mangsa. Biasanya capung dapat ditemukan di dekat sungai, kolam, atau danau, karena bertelur di permukaan air atau di dekatnya.
Capung lebih senang hidup di air bersih. Karena itu, capung berperan bagi manusia sebagai indikator pencemaran lingkungan. Bila di suatu sumber air tidak lagi ditemukan capung, artinya lingkungan itu sudah tercemar.
Capung tidak menggigit ataupun bersengat. Capung merupakan kelompok serangga bersayap jala yang tercepat terbangnya. Mereka dapat berakrobat di udara sambil menangkap serangga terbang yang lebih kecil.
Untuk menangkap mangsa, capung menggunakan kakinya yang langsing untuk mencengkeram. Capung memiliki dua pasang sayap yang ditempatkan secara diagonal pada tubuhnya, yang memungkinkan melakukan manuver sangat cepat. Kecepatan terbangnya bisa mencapai 50 kilometer per jam, hal yang sungguh luar biasa bagi seekor serangga.
Capung dapat terbang maju maupun mundur. Selain itu, juga memiliki sistem visual teramat canggih. Capung memiliki mata mikro berjumlah keseluruhan 30.000 buah, dan setiap mata mengarah ke titik yang berbeda. Semua informasi dari sepasang mata mikro ini diteruskan ke otak yang kemudian mengolahnya seperti komputer. Dengan sistem ini, capung memiliki kemampuan melihat yang luar biasa.
Capung juga mampu meloloskan diri dari dua bahaya, yakni ketika ia harus menghindar dari menabrak kaca depan mobil yang sedang melaju ke arahnya dan harus lolos dari burung yang memburunya. Ia berhasil menyelamatkan diri dengan satu manuver cerdas. Di depan mata capung terdapat garis horisontal maya pada posisi tetap, sehingga pada sudut berapa pun ia terbang, selalu memosisikan kepalanya sejajar dengan garis horisontal ini.
Kecepatan Gerak Ketika posisi tubuh berubah selama penerbangan, sel-sel saraf pada akar rambut di tubuhnya mengirimkan informasi ke otot-otot terbang capung tentang posisinya di udara. Hal ini memungkinkan otot-otot tersebut secara otomatis mengatur jumlah dan kecepatan gerak sayap. Dengan demikian, dalam manuver paling sulit sekalipun, capung tidak pernah kehilangan arah atau kendali. Sistem ini sungguh merupakan keajaiban teknik.
Karena kehebatannya dalam urusan terbang inilah kemudian mengilhami para ilmuwan untuk menciptakan pesawat terbang yang mirip dengan kemampuan capung. Pesawat tersebut adalah helikopter.
Salah satu helikopter yang terkenal adalah Sikorsky buatan Amerika Serikat. Sikorsky dibuat dengan desain model capung. Pemerintah Amerika bekerja sama dengan perusahaan komputer IBM untuk mendesain Sikorsky dengan memuat gambar-gambar capung dalam komputer khusus. Setelah itu, dengan mengambil contoh capung, ribuan ilustrasi dibuat dalam komputer. Kemudian, dengan mencontoh teknologi terbang capung, dibuatlah helikopter Sikorsky.
Namun, secara umum semua jenis helikopter dibuat berdasarkan prinsip terbang capung. Helikopter mampu melayang di udara pada posisi tetap dan lepas landas secara tegak lurus. Karena punya cara terbang yang unik, membuat helikopter sangat berguna untuk kepentingan militer dan sosial, sebab dapat lapas landas dan mendarat di mana saja. Di negara-negara maju, helikopter sering digunakan untuk mengevakuasi korban bencana alam.
Capung, Binatang yang Mengilhami Penciptaan Helikopter - Written by Unknown , Published at 09.28 . And Have 0
comments
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar