Demikian sebagaimana dilaporkan sebuah hasil studi yang dilakukan Akademi Ilmu Sosial China. Penelitian yang diberi tema ketidakseimbangan jender (jenis kelamin) di tengah-tengah kelahiran itu merupakan masalah demografi yang paling serius yang dihadapi negara berpopulasi 1,3 miliar itu.
Studi tersebut menganggap sex-specific abortion sebagai faktor utama penyebab semakin sedikitnya jumlah wanita dibandingkan dengan pria. Sex-specific abortion adalah aborsi yang dilakukan dengan berlandaskan pada pemilihan jenis kelamin. "Sex-specific abortion merupakan hal yang sangat umum terutama di daerah-daerah pedalaman, di mana kebudayaan untuk memilih anak laki-laki lebih kuat dibandingkan memilih anak perempuan," ungkap hasil penelitian.
Menurut para peneliti, faktor aborsi untuk kehamilan anak perempuan dianggap sebagai salah satu alasan utama. Namun ketidakseimbangan jender ini masih memiliki alasan yang lebih kompleks. Menurut laporan media Global Times, sex-specific abortion ini merupakan hal yang benar adanya dan sangat lumrah dilakukan di sejumlah wilayah pedalaman. Apalagi setelah diperkenalkannya ultra-sound scan pada tahun 1980-an, praktik aborsi seperti itu semakin meningkat.
Jutaan Pria China Terancam Hidup Tanpa Pasangan Tahun 2020 - Written by Unknown , Published at 22.27 . And Have 2
comments
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
jangan ampe cewek2 kita dibajak
BalasHapussyukurin!!!
BalasHapus